Di Era kontemporer, praktik seni partisipatori mulai
mendapat perhatian dalam praksis maupun pewacanaan. Kehadiran seni
partisipatori muncul ketika wacana seni rupa hanya didominasi oleh segelintir
kepentingan (seniman-galeri) sementara masyarakat hanya menjadi penikmat
konsumen. Kondisi tersebut membuat seni rupa menjadi ‘terisolir’ dari konteks
sosial karena prakteknya cenderung konvensional dan berjarak dari disiplin ilmu
lainya. Praktik seni rupa hanya mengambil simpul-simpul isu dan dipresentasikan
dalam wujud karya, bukan dalam aktivitas yang lebih nyata.
Seni partisipatori sebagai aktivitas sosial bukanlah
aktiivitas manipulatif untuk sekedar mancapai tujuan tertentu. Lebih dari itu,
komunikasi yang muncul ketika aktivitas seni mampu mengarahkan pada pemahaman
individu yang terlibat memahami konteks sosial-budayanya, akan memunculkan
sikap-sikap emansipatoris. Dengan demikian, seniman mampu menghasilkan seni
kolektif yang berdampak pada wilayah publiksecara mendalam dan bermakna, bukan
menciptakan representasi dari masalah sosial semata.
Seni partisipatori menjadi alternatif yang memberikan
kemungkinan bagi masyarakat awam terlibat dalam penciptaan karya seni.
Prosesnya dengan meramu hal-hal yang dilontarkan oleh seniman secarasebagian
atau bahkan menjadi bagian dari kerja artistik keseluruhan. Pada akhirnya,
kerja partisipatori menjadi ruang refleksi atas status ‘pencipta’ dalam diri
seniman, menantang gagasan otonomi estetika dan proses interaksi yang terjadi
antara seniman-karya-audiens.
Kerja seni partisipatori memungkinkan semua setiap individu
yang terlibat melakukan eksplorasi hal-hal yang menarik dan berarti bagi
kehidupannya, merenungkan setiap potensi diri yang dimiliki, serta
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Melalui aktivitas seni tersebut,
seniman dan partisipan akan mampu memproduksi makna secara bersama-sama.
Proses kreatif yang dijalankan berupaya untuk menggugah
kesadaran setiap individu yang terlibat, dalam memaknai suatu hal yang berarti
bagi kehidupanya. Oleh karena itu, aktivitas yang dilakukan harus mengedepankan
cara-cara kreatif dan non-linear, untuk mengeksplorasi potensiyang selama ini
kadang terabaikan. Melalui aktivitas tersebut bisa dilihat sejauh mana
partisipan mampu menemukan jawaban atas persoalanya, yang akan ditunjukkan
dalam sikap, penggunaan bahasa, dan simbol visual pada karya seni yang
diciptakan. Dengan demikian, seni partisipatori tidak hanya mementingkan produk
tetapi juga ‘jejak-jejak’ yang ditinggalkan oleh aktivitas seni itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar